Kaka, pemain baru AC Milan itu diberi seragam bernomor 22 alias kelipatan dua dari nomor yang dipakai seniornya, Rivaldo. Bisakah bintang muda Brasil itu menjadi "The New Zvonimir Boban" bagi para Milanisti.
Ya, Kaka mengingatkan pendukung Milan pada Boban, bekas pemain internasional Kroasia yang pernah menjadi tulang pungung Rossoneri di pertengahan era '90-an. Kemiripan itu ada pada posisinya sebagai gelandang serang yang berkarakter kuat. Ia bisa ditempatkan di posisi sayap kiri, pemain lubang, atau bahkan playmaker.
Kabarnya Pelatih Carlo Ancelotti masih mempelajari di mana tepatnya Kaka akan tempatkan: apakah sebagai pengganti Rui Costa atau dimainkan ke dalam di sektor gelandang tengah. "Di era sekarang para pemain muda harus bisa beradaptasi dan terbuka untuk berbagai sistem permainan," ujar sang allenatore.
Bagaimana menurut Kaka, apakah kemauannya? "Esensinya saya adalah seorang trequartista dan gaya permainanku seperti legenda Brasil, Rai Olivera," jawab pemain bernama asli Ricardo Izecson Santos Leite itu.
"Saya suka bergerak ke sana-sini dan berlari selama 90 menit, tapi juga siap menerobos ke kotak penalti dan mencetak gol. Saya mesti meningkatkan kemampuan heading-ku, tapi di Milan saya masih akan belajar dan berkembang," tambah pemain yang dibeli dari Sao Paulo seharga US$ 8,2 juta itu.
Yang jelas, Milan memboyongnya ke San Siro untuk menjadi alternatif bagi tersendat-sendatnya aliran gol ke gawang lawan. Dengan kemampuan yang dimilikinya--disebut-sebut sebagai talenta Latin terpanas saat ini--plus statistiknya musim lalu, kapten Brasil U-23 itu ditantang untuk menggairahkan serangan Milan. Musim lalu ia bermain 35 kali buat Sao Paulo dengan hasil 20 gol.
Kaka lahir 21 tahun lalu dan oleh Sao Paulo bakat alamnya dipelihara dan dipoles dengan baik. Tahum lalu publik stadion Morumbi meminta pengurus Sao Paulo menolak pinangan senilai US$ 16 juta dari klub besar Inggris Manchester United yang ditujukan pada pahlawan mereka itu. Tapi musim ini kepindahan Kaka tak bisa dielakkan, terutama karena yang mengincarnya adalah AC Milan. "Memakai seragam Rossoneri adalah mimpiku sejak kecil," akunya.
Maka bergabunglah Kaka dengan rekan-rekan senegaranya di San Siro, yakni Marcos Cafu, Roque Junior, Dida, dan Rivaldo. Hanya saja, kedatangannya justru bisa mengancam nama terakhir. Rivaldo sejak digaet cuma-cuma dari Barcelona musim lalu selalu kesulitan dalam menemukan bentuk permainan terbaiknya. Celakanya, tipikal Kaka sejenis dengan Rivaldo.
"Saya senang berpartner dengan Rivaldo. Tapi ini berarti saya harus bersaing dengannya untuk menempati starting eleven. Di mana-mana Anda akan menemui kompetisi dan itu bagus buat sebuah tim. Yang bisa kukatakan, dia adalah pemain yang mengagumkan, tapi pelatih yang akan memutuskan," tambahnya.
Kaka mengawali karir internasionalnya bersama Tim Samba pada 31 Januari 2002 melawan Bolivia (menang 6-0). Ia pun diajak ke Korea-Jepang pada perhelatan Piala Dunia 2002, meskipun hanya diposisikan sebagai pemain cadangan. Aksi terakhirnya di tim Brasil dapat dilihat pada turnamen Piala CONCACAF Emas di AS & Meksiko. Saat melawan Kolombia ia membuat dua gol yang fantastis.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments :
Post a Comment